BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Usia lanjut adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai usia panjang, terjadinya tidak bisa dihindari oleh siapapun, namun manusia dapat berupaya untuk menghambat kejadiannya. Istilah untuk manusia yang usianya sudah lanjut belum ada yang baku. Orang sering menyebutnya berbeda-beda. Ada yang menyebutnya manusia usia lanjut (Manula), manusia lanjut usia (Lansia), ada yang menyebut golongan lanjut umur (Glamur), usia lanjut (Usila), bahkan kalau di Inggris orang biasa menyebutnya dengan istilah warna negara senior.
Meningkatnya usia harapan hidup penduduk Indonesia membawa konsekuensi bertambahnya jumlah lansia. Abad 21 ini merupakan abad lansia (era of population ageing), karena pertumbuhan lansia di Indonesia akan lebih cepat dibandingkan dengan negara-negara lain. Indonesia diperkirakan mengalami aged population boom pada dua dekade permulaan abad 21 ini.
1.2 TUJUAN
1.2.1 Untuk memenuhi tugas Gizi Dalam Daur Kehidupan
1.2.2 Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi gizi pada usia lanjut
1.2.3 Untuk mendeskripsikan masalah gizi pada usia lanjut
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Usia Lanjut
Proses menua dapat terlihat secara fisik dengan perubahan yang terjadi pada tubuh dan berbagai organ serta penurunan fungsi tubuh serta organ tersebut. Perubahan secara biologis ini dapat mempengaruhi status gizi pada masa tua.
Meningkatnya usia harapan hidup penduduk Indonesia membawa konsekuensi bertambahnya jumlah lansia. Abad 21 ini merupakan abad lansia (era of population ageing), karena pertumbuhan lansia di Indonesia akan lebih cepat dibandingkan dengan negara-negara lain. Indonesia diperkirakan mengalami aged population boom pada dua dekade permulaan abad 21 ini.
2.2 Batasan Usia Lansia
Menurut Durmin(1992) membagi lansia menjadi young elderly (65-74 tahun) dan older elderly (75 tahun keatas).
Menurut Munro (1987) membagiolder elderly menjadi2 yaitu usia75-84 dan 85 tahun keatas.
Menurut M.AlwiDahlan: lansia adalah orang yang telah berusia 60 tahun atau sudah masuk pada masa pensiun.
Ada 2 macam umur yaitu :
– Umur kronologis adalah umur yang dicapai seseorang dalam kehidupannya dihitung dengan tahun almanak atau kalender.
– Umur Biologis, adalah usia yang sebenarnya:
- Pematangan jaringan yang biasanya dipakai sebagai indeks umur biologis.
- Dapat menerangkan, mengapa orang-orang berumur kronologis sama mempunyai penampilan fisik dan mental berbeda.
- Untuk tampak awet muda, proses biologis ini yang dicegah.
2.3 Masa Tua
Proses menua dapat terlihat secara fisik dengan perubahan yang terjadi pada tubuh dan berbagai organ serta penurunan fungsi tubuh serta organ tersebut. Perubahan secara biologis ini dapat mempengaruhi status gizi pada masa tua. Antara lain :
Massa otot yang berkurang dan massa lemak yang bertambah, mengakibatkan juga jumlah cairan tubuh yang berkurang, sehingga kulit kelihatan mengerut dan kering, wajah keriput serta muncul garis-garis menetap. Oleh karena itu, pada lansia seringkali terlihat kurus.
Penurunan indera penglihatan akibat katarak pada lansia sehingga dihubungkan dengan kekurangan vitamin A, vitamin C dan asam folat. Sedangkan gangguan pada indera pengecap dihubungkan dengan kekurangan kadar Zn yang juga menyebabkan menurunnya nafsu makan. Penurunan indera pendengaran terjadi karena adanya kemunduran fungsi sel syaraf pendengaran.
Dengan banyaknya gigi yang sudah tanggal, mengakibatkan gangguan fungsi mengunyah yang dapat berdampak pada kurangnya asupan gizi pada usia lanjut.
Penurunan mobilitas usus, menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan seperti perut kembung, nyeri yang menurunkan nafsu makan, serta susah BAB yang dapat menyebabkan wasir.
Kemampuan motorik menurun, selain menyebabkan menjadi lamban, kurang aktif dan kesulitan menyuap makanan, juga dapat mengganggu aktivitas kegiatan sehari-hari.
Pada usia lanjut terjadi penurunan fungsi sel otak, yang menyebabkan penurunan daya ingat jangka pendek, melambatnya proses informasi, kesulitan berbahasa, kesulitan mengenal benda-benda, kegagalan melakukan aktivitas yang mempunyai tujuan (apraksia) dan gangguan dalam menyususn rencana, mengatur sesuatu, mengurutkan, daya abstraksi, yang dapat mengakibatkan kesulitan dalam emlakukan aktivitas sehari-hari yang disebut dimensia atau pikun. Gejala pertama adalah pelupa, perubahan kepribadian, penurunan kemampuan untuk pekerjaan sehari-hari dan perilaku yang berulang-ulang, dapat juga disertai delusi paranoid atau perilaku anti sosial lainnya.
Akibat proses menua, kapasitas ginjal untuk mengeluarkan air dalam jumlah besar juga bekurang. Akibatnya dapat terjadi pengenceran natrium sampai dapat terjadi hiponatremia yang menimbulkan rasa lelah.
Incontinentia urine (IU) adalah pengeluaran urin diluar kesadaran merupakan salah satu masalah kesehatan yang besar yang sering diabaikan pada kelompok usia lanjut, sehingga usia lanjut yang mengalami IU seringkali mengurangi minum yang dapat menyebabkan dehidrasi.
Secara psikologis pada usia lanjut juga terjadi ketidakmampuan untuk mengadakan penyesuaian terhadap situasi yang dihadapinya, antara lain sindrom lepas jabatan yang mengakibatkan sedih yang berkepanjangan
2.4 Karakteristik Usia lanjut
- Terjadi kemunduran organ (proses degeneratif).
- Sel-sel mengecil atau komposisi sel pembentukan jaringan ikat baru menggantikan sel-sel yang menghilang.
- Timbul kemunduran fungsi organ-organ tubuh.
Contoh kemunduran organ (Kartari, 1990) :
- 1. Kulit :
- Kulit berubah menjadi tipis, kering, keriput dan tidak elastis lagi.
- Fungsi kulit sebagai penyekat suhu lingkungan dan perisai terhadap masuknya kuman terganggu.
- 2. Rambut :
- Rontok, warna menjadi putih, kering dan tidak mengkilat.
- Berkaitan dengan perubahan degeneratif kulit.
- 3. Otot :
- Jumlah sel otot berkurang, ukurannya antrofi, jumlah jaringan ikat bertambah.
- Volume otot secara keseluruhan menyusut, fungsinya menurun dan kekuatannya berkurang.
- 4. Jantung dan pembuluh darah :
- Kekuatan mesin pompa jantung berkurang.
- Pembuluh darah penting khusus yang di jantung dan otak mengalami kekakuan.
- Lapisan intim menjadi kasar akibat merokok, hipertensi, diabetes mellitus, kadar kolesterol tinggi dan lain-lain yang memudahkan timbulnya penggumpalan darah dan trombosis.
- 5. Tulang :
- Pada proses menua kadar kapur (kalsium) dalam tulang menurun.
- Tulang menjadi kropos (osteoporosis) & mudah patah
- 6. Seks :
- Produksi hormon seks pada pria dan wanita menurun dengan bertambahnya umur.
2.5 Perubahan-Perubahan yang Terjadi Pada Lansia
2.5.1 Perubahan Fisiologis Akibat Penuaan
Perubahan pada saluran pencernaan:
- Rongga mulut, biasanya gigi sudah banyak yang tanggal.
- Esofagus (sfingter) mengeras keadaan ini memperlambat pengosongan esofagus.
- Lapisan lambung menipis, sekresi Hcldanpepsin berkurangsehingg apenyerapan vit B12 dan zat besi menurun.
- Berat usus berkurang
2.5.2 Perubahan pada sistem endokrin
- Terjadi perubahan dalam kecepatan dan jumlah sekresi, respons terhadap stimulasi dan struktur kelenjar endokrin.
- Talbert (1977) menemukan bahwa pada usia 60 tahun sekresi testosteron akan menurun.
- Golfard (1979) menyatakan bahwa produksi estrogen dan progesteron pada usia diatas juga akan menurun.
2.5.3 Perubahan pada sistem pernafasan
Diameter anterior paru membesar sehingga menimbulkan “barrel chest”. Pengepuran tulang rawan menyebabkan kelenturan tulang iga berkurang. Disamping itu osteoporosis menyebabkan gangguan kelenturan paru yang selanjutnya menurunkan kapasitas vital. Saku sparu membesar, sementara dindingnya menipis untuk kemudian bersatu sama lain membentuk sakus baru yang lebih besar. Semua perubahan ini berujung pada penurunan fungsi paru.
2.6 Lansia dan Menopause
Menopause adalah salah satu gejala yang akan terjadi pada masa tua seorang perempuan. Masa menopause umumnya terjadi mulai usia 40 tahun. Tandanya, siklus haid akan berhenti yang disebabkan oleh :
– faktor hormonal.
– Indung telur mengalami penurunan fungsi sehingga kadar hormon estrogen (hormon utama pada wanita) menjadi rendah.
2.6.1 Dampak Menopause:
- Rendahnya kadar hormon estrogen akan memberikan pengaruh nyata pada wanita, baik secara fisik maupun psikis.
- Muncul berbagai gejala, seperti keluhan vasomotor (berhubungan dengan pembuluh darah), atrofi urogenital (penipisan mukosa vagina), depresi dan sakit kepala.
- Rendahnya hormon estrogen dapat menyebabkan: kulit kering dan keriput, payudara kendur, timbunan lemak (terutama pinggul), gangguan mood, dan penurunan libido.
- Dalam jangka panjang, menopause meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dan osteoporosis. Data American Heart Association: satu dari sembilan orang berusia 45-60 tahun terkena penyakit jantung koroner, dedangkan pada usia di atas 60 tahun, satu dari tiga wanita terkena penyakit jantung koroner.
2.6.2 Anjuran pada Wanita Menopause
- Makanan yang kaya akan gizi dan menghindari makanan yang mengandung kolesterol dan lemak tinggi.
- Berolahraga secara teratur agar tubuh tetap segar dan bugar, untuk melatih tulang tetap kuat, mendorong jantung bekerja optimal, dan membantu menghilangkan antioksidan di dalam tubuh.
- Jenis olahraga yang bisa dilakukan pada saat menopause yaitu jalan cepat dan senam, serta jika berusia di atas 40 tahun, dianjurkan untuk melakukan senam aerobik dan senam osteoporosis.
- Berfikir positif spy tidak memperburuk keadaan:
– Sering mengalami kegalauan dan kegelisahan, merasa sudah tidak cantik dan menarik lagi sehingga takut ditinggalkan oleh suami dan sebagainya.
2.7 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Gizi Pada Lansia
- Berkurangnya kemampuan mencerna makanan akibat kerusakan gigi atau ompong.
- Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan penurunan terhadap citarasa manis, asin, asam, dan pahit.
- Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran.
- Rasa lapar menurun, asam lambung menurun.
- Gerakan usus atau gerak peristaltic lemah dan biasanya menimbulkan konstipasi.
- Penyerapan makanan diusus menurun.
2.8 Masalah Gizi Pada Lansia
- Gizi berlebih
Gizi berlebih pada lansia banyak terjadi dinegara-negara barat dan kota-kota besar. Kebiasaan makan banyak pada waktu muda menyebabkan berat badan berlebih, apalagi pada lansia penggunaan kalori berkurang karena berkurangnya aktivitas fisik. Kebiasaan makan itu sulit untuk diubah walaupun disadari untuk mengurangi makan.
Kegemukan merupakan salah satu pencetus berbagai penyakit, misalnya: penyakit jantung, kencing manis, dan darah tinggi.
- Gizi kurang
Gizi kurang sering disebabkan oleh masalah-masalah social ekonomi dan juga karena gangguan penyakit. Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang dibutuhkan menyebabkan berat badan kurang dari normal. Apabila hal ini disertai dengan kekurangan protein menyebabkan kerusakan-kerusakan sel yang tidak dapat diperbaiki, akibatnya rambut rontok, daya tahan terhadap penyakit menurun, kemungkinan akan mudah terkenainfeksi.
- Kekurangan vitamin dan mineral.
Bila konsumsi buah dan sayuran dalam makanan kurang dan ditambah dengan kekurangan protein dalam makanan akibatnya nafs umakan berkurang, penglihatan menurun, kulitkering, penampilan menjadi lesu dan tidak bersemangat.
2.9 Status gizi pada usia lanjut
- Metabolisme basal menurun, kebutuhan kalori menurun, status gizi lansia cenderung mengalami kegemukan/obesitas.
- Aktivitas/kegiatan fisik berkurang, kalori yang dipakai sedikit, akibatnya cenderung kegemukan/obesitas.
- Ekonomi meningkat, konsumsi makanan menjadi berlebihan, akibatnya cenderung kegemukan/obesitas.
- Fungsi pengecap/penciuman menurun/hilang, makan menjadi tidak enak dan nafsu makan menurun, akibatnya lansia menjadikurang gizi (kurang energi protein yang kronis)
- Penyakit periodontal (gigi tanggal), akibatnya kesulitan makan yang berserat (sayur, daging) dan cenderung makan makanan yang lunak (tinggi klaori), hal ini menyebabkan lansia cenderung kegemukan/obesitas.
- Penurunan sekresi asam lambung dan enzim pencerna makanan, hal ini mengganggu penyerapan vitamin dan mineral, akibatnya lansia menjadi defisiensi zat-zat gizi mikro.
- Mobilitas usus menurun, mengakibatkan susah buang air besar, sehingga lansia menderita wasir yang bisa menimbulkan perdarahan dan memicu terjadinya anemia.
- Sering menggunakan obat-obatan atau alkohol, hal ini dapat menurunkan nafsu makan yang menyebabkan kurang gizi dan hepatitis atau kanker hati.
- Gangguan kemampuan motorik, akibatnya lansia kesulitan untuk menyiapkan makanan sendiri dan menjadi kurang gizi.
- Kurang bersosialisasi, kesepian (perubahan psikologis), akibatnya nafsu makan menurun dan menjadi kurang gizi.
- Pendapatan menurun (pensiun), konsumsi makanan menjadi menurun akibatnya menjadi kurang gizi
- Dimensia (pikun), akibatnya sering makan atau malah jadi lupa makan, yang dapat menyebabkan kegemukan atau pun kurang gizi.
2.10 Kebutuhan gizi lansia
Masalah gizi yang dihadapi lansia berkaitan erat dengan menurunnya aktivitas biologis tubuhnya. Konsumsi pangan yang kurang seimbang akan memperburuk kondisi lansia yang secara alami memang sudah menurun.
- Kalori
Kebutuhan kalori pada lansia berkurang karena berkurangnya kalori dasar dari kebutuhan fisik. Kalori dasar adalah kalori yang dibutuhkan untuk malakukan kegiatan tubuh dalam keadaan istirahat, misalnya : untuk jantung, usus, pernafasan dan ginjal.
Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa kecepatan metabolisme basal pada orang-orang berusia lanjut menurun sekitar 15-20%, disebabkan berkurangnya massa otot dan aktivitas. Kalori (energi) diperoleh dari lemak 9,4 kal, karbohidrat 4 kal, dan protein 4 kal per gramnya. Bagi lansia komposisi energi sebaiknya 20-25% berasal dari protein, 20% dari lemak, dan sisanya dari karbohidrat. Kebutuhan kalori untuk lansia laki-laki sebanyak 1960 kal, sedangkan untuk lansia wanita 1700 kal.
Bila jumlah kalori yang dikonsumsi berlebihan, maka sebagian energi akan disimpan berupa lemak, sehingga akan timbul obesitas. Sebaliknya, bila terlalu sedikit, maka cadangan energi tubuh akan digunakan, sehingga tubuh akan menjadi kurus.
- Protein
Untuk lebih aman, secara umum kebutuhan protein bagi orang dewasa per hari adalah 1 gram per kg berat badan. Pada lansia, masa ototnya berkurang. Tetapi ternyata kebutuhan tubuhnya akan protein tidak berkurang, bahkan harus lebih tinggi dari orang dewasa, karena pada lansia efisiensi penggunaan senyawa nitrogen (protein) oleh tubuh telah berkurang (disebabkan pencernaan dan penyerapannya kurang efisien). Beberapa penelitian merekomendasikan, untuk lansia sebaiknya konsumsi proteinnya ditingkatkan sebesar 12-14% dari porsi untuk orang dewasa. Sumber protein yang baik diantaranya adalah pangan hewani dan kacang-kacangan.
- Lemak
Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari total kalori yang dibutuhkan. Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi (lebih dari 40% dari konsumsi energi) dapat menimbulkan penyakit atherosclerosis (penyumbatan pembuluh darah ke jantung). Juga dianjurkan 20% dari konsumsi lemak tersebut adalah asam lemak tidak jenuh (PUFA = poly unsaturated faty acid). Minyak nabati merupakan sumber asam lemak tidak jenuh yang baik, sedangkan lemak hewan banyak mengandung asam lemak jenuh.
- Karbohidrat dan serat makanan
Salah satu masalah yang banyak diderita para lansia adalah sembelit atau konstipasi (susah BAB) dan terbentuknya benjolan-benjolan pada usus. Serat makanan telah terbukti dapat menyembuhkan kesulitan tersebut. Sumber serat yang baik bagi lansia adalah sayuran, buah-buahan segar dan biji-bijian utuh. Manula tidak dianjurkan mengkonsumsi suplemen serat (yang dijual secara komersial), karena dikuatirkan konsumsi seratnya terlalu banyak, yang dapat menyebabkan mineral dan zat gizi lain terserap oleh serat sehingga tidak dapat diserap tubuh. Lansia dianjurkan untuk mengurangi konsumsi gula-gula sederhana dan menggantinya dengan karbohidrat kompleks, yang berasal dari kacangkacangan dan biji-bijian yang berfungsi sebagai sumber energi dan sumber serat.
- Vitamin dan mineral
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya lansia kurang mengkonsumsi vitamin A, B1, B2, B6, niasin, asam folat, vitamin C, D, dan E umumnya kekurangan ini terutama disebabkan dibatasinya konsumsi makanan, khususnya buah-buahan dan sayuran, kekurangan mineral yang paling banyak diderita lansia adalah kurang mineral kalsium yang menyebabkan kerapuhan tulang dan kekurangan zat besi menyebabkan anemia. Kebutuhan vitamin dan mineral bagi lansia menjadi penting untuk membantu metabolisme zat-zat gizi yang lain. Sayuran dan buah hendaknya dikonsumsi secara teratur sebagai sumber vitamin, mineral dan serat.
- Air
Cairan dalam bentuk air dalam minuman dan makanan sangat diperlukan tubuh untuk mengganti yang hilang (dalam bentuk keringat dan urine), membantu pencernaan makanan dan membersihkan ginjal (membantu fungsi kerja ginjal). Pada lansia dianjurkan minum lebih dari 6-8 gelas per hari.
Berdasarkan kegunaannya bagi tubuh, zat gizi dibagi ke dalam tiga kelompok besar, yaitu :
- Kelompok zat energi, termasuk ke dalam kelompok ini adalah :
- Bahan makanan yang mengandung karbohidrat seperti beras, jagung, gandum, ubi, roti, singkong dll, selain itu dalam bentuk gula seperti gula, sirup, madu dll.
- Bahan makanan yang mengandung lemak seperti minyak, santan, mentega, margarine, susu dan hasil olahannya.
- Kelompok zat pembangun
Kelompok ini meliputi makanan – makanan yang banyak mengandung protein, baik protein hewani maupun nabati, seperti daging, ikan, susu, telur, kacangkacangan dan olahannya.
- Kelompok zat pengatur
Kelompok ini meliputi bahan-bahan yang banyak mengandung vitamin dan mineral, seperti buah-buahan dan sayuran.
2.11 Kecukupan Gizi
Kebutuhan gizi lansia setiap individu sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor dibawah ini :
– Umur
– Jenis kelamin
– Aktivitas/kegiatan fisik dan mental
– Postur tubuh
– Pekerjaan
– Iklim/suhu udara
– Kondisi fisik tertentu
– Lingkungan
Angka kecukupan energi dan zat gizi yang dianjurkan untuk manula dalam sehari
2.12 Syarat dalam penyusunan menu lansia
- Menu hendaknya mengandung zat gizi dari beraneka ragam bahan makanan yang terdiri dari zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
- Jumlah kalori yang baik untuk dikonsumsi oleh usia lanjut adalah 50% dari Hidrat Arang yang bersumber dari Hidrat Arang kompleks.
- Jumlah lemak dalam makanan dibatasi, yang 25-30% dari total kalori.
- Jumlah protein yang dikonsumsi sebaiknya 8-10% dari total kalori.
- Makanan sebaiknya mengandung serat dalam jumlah besar yang bersumber pada buah, sayur dan beraneka pati, yang dikonsumsi dengan jumlah yang bertahap
- Menggunakan bahan makanan yang tinggi kalsium, seperti susu nonfat, yoghurt, ikan.
- Makanan mengandung zat besi (Fe dalam jumlah besar, seperti kacang-kacangan, hati,daging, bayam atau sayuran hijau).
- Membatasi penggunaan garam. Perhatikan label makanan yang mengandung garam, seperti adanya monosodium glutamat, sodium bikarbonat, sodium citrat.
- Bahan makanan sebagai sumber zat gizi sebaiknya dari bahan makanan yang segar dan mudah dicerna.
- Hindari bahan makanan yang mengandung alkohol dalam jumlah besar.
- Makanan sebaiknya yang mudah dikunyah, seperti bahan makanan yang lembek.
- Perlu diperhatikan porsi makanan, jangan terlalu kenyang. Porsi makan hendaknya diatur merata dalam satu hari sehingga dapat makan lebih sering dengan porsi yang kecil.
- Lebih dianjurkan untuk mengolah makanan dengan cara dikukus, direbus, atau dipanggang kurangi makanan yang digoreng
2.13 Upaya Hidup Sehat bagi Lanjut Usia
- 1. Faktor Gizi
Pendidikan gizi bagi kaum usia lanjut, kelompok pra pensiun dan mereka yang akan merawat manula merupakan pencegahan yang amat penting.
- 2. Olahraga
Usia bertambah tingkat kesegaran jasmani akan turun. Penurunan kemampuan akan semakin terlihat setelah umur 40 tahun, sehingga saat usia lanjut kemampuan akan turun antara 30 – 50%5. Oleh karena itu, bila para usia lanjut ingin berolahraga harus memilih sesuai dengan umur kelompoknya, dan kemungkinan adanya penyakit. Olahraga usia lanjut perlu diberikan dengan berbagai patokan, antara lain beban ringan atau sedang, waktu relatif lama, bersifat aerobik dan atau kalistenik, tidak kompetitif/bertanding.
Adapun olahraga yang dianjurkan pada lansia dapat berupa jalan santai, lari yang tidak begitu cepat, bersepeda lambat dan beberapa olahraga lain yang tidak bersifat kompetitif, namun sebaiknya konsultasi terlebih dahulu kepada dokter sebelum melakukan olahraga.
- 3. Lain-lain
Hal-hal lain yang tak kalah pentingnya untuk diperhatikan dalam menjaga kesehatan seseorang, yaitu yang sebagai berikut :
– Kerja ringan : tidak boleh bermalas-malasan, tanpa mengurangi tidur dan istirahat yang cukup.
– Sebaiknya tidak merokok, karena orang merokok sangat berisiko mudah terkena serangan berbagai penyakit, seperti mempercepat menderita serangan jantung, kanker, paru-paru, TBC, tekanan darah tinggi.
– Memeriksakan kesehatan secara teratur biarpun tidak sakit, dan cepat berobat bila sakit
BAB 3
KESIMPULAN
Proses menua dapat terlihat secara fisik dengan perubahan yang terjadi pada tubuh dan berbagai organ serta penurunan fungsi tubuh serta organ tersebut. Perubahan secara biologis ini dapat mempengaruhi status gizi pada masa tua.
Menurut Durmin(1992) membagi lansia menjadi young elderly (65-74 tahun) dan older elderly (75 tahun keatas).
Menurut Munro (1987) membagiolder elderly menjadi2 yaitu usia75-84 dan 85 tahun keatas.
Menurut M.AlwiDahlan: lansia adalah orang yang telah berusia 60 tahun atau sudah masuk pada masa pensiun.
Perubahan-Perubahan yang Terjadi Pada Lansia antara lain :
- Perubahan Fisiologis Akibat Penuaan
- Perubahan pada sistem endokrin
- Perubahan pada sistem pernafasan
Masalah Gizi Pada Lansia
- Gizi berlebih
- Gizi kurang
- Kekurangan vitamin dan mineral
BAB 4
PEMBAHASAN
Proses menua dapat terlihat secara fisik dengan perubahan yang terjadi pada tubuh dan berbagai organ serta penurunan fungsi tubuh serta organ tersebut. Perubahan secara biologis ini dapat mempengaruhi status gizi pada masa tua.
10 Langkah agar dapat hidup lebih lama, sehat, dan berarti untuk lansia
- 1. Menciptakan pola makan yang baik, kemudian bersahabat dengannya Cobalah menciptakan suasana yang menyenangkan di meja makan semenarik mungkin sehingga dapat menimbulkan selera
- 2. Memperkuat daya tahan tubuh, Makanlah makanan yang mengandung zat gizi yang mengandung zat gizi yang penting untuk kekebalan, seperti : biji-bijian utuh, sayuran berdaun hijau, makanan laut.
- 3. Mencegah tulang agar tidak menjadi keropos dan mengerut Santaplah makanan yang mengandung vitamin D. Pada usia diatas 60 tahun kemampuan penyerapan kalsium menurun, vitamin D membantu penyerapan kalsium dalam tubuh, contoh makanan sumber vitamin D adalah susu
- 4. Memastikan agar saluran pencernaan tetap sehat, aktif dan teratur Karena itu harus makan sedikitnya 20 gram makanan yang mengandung serat, seperti biji-bijian, jeruk dan sayuran yang berdaun hijau tua.
- 5. Menyelamatkan penglihatan dan mencegah terjadinya katarak Santaplah makanan yang mengandung vitamin C, E dan B karoten (antioksidan), seperti : sayuran berwarna kuning dan hijau, jeruk sitrun dan buah lain.
- 6. Mengurangi resiko penyakit jantung Yaitu dengan membatasi makanan berlemak yang banyak mengandung kolesterol dan natrium dan harus banyak makan makanan yang kaya vitamin B6, B12, asam folat, serat yang larut, kalsium dan aklium, seperti biji-bijian utuh, susu tanpa lemak, kacang kering daging tidak berlemak, buah, termasuk nanas dan sayuran.
- 7. Agar ingatan tetap baik dan sistem syaraf tetap bagus, harus banyak makan vitamin B6, B 12 dan asam folat
- 8. Mempertahankan berat badan ideal dengan jalan tetap aktif secara fisik, makan rendah lemak dan kaya akan karbohidrat kompleks.
- 9. Menjaga agar nafsu makan tetap baik dan otot tetap lentur. Dengan jalan melakukan olah raga aerobik (berjalan atau berenang). Olah raga dilakukan menurut porsi masing-masing usia serta tingkat kebugaran setiap orang.
- 10. Tetaplah berlatih